Kata Wahabi: "Nabi Muhammad SAW Manusia Biasa, Tidak Usah Dimuliakan?"
Begitulah kata-kata yang sering diucapkan kaum puritan yang senantiasa didengung-dengungkan pada ceramah-ceramah mereka..
Apakah ucapan itu merupakan ucapan umat yang mencintai Nabinya?
Apakah ucapan itu merupakan ucapan umat yang mengharapkan SYAFA'AT Nabinya di hari kiamat nanti?
Subhannallah..
Wa innaka la'ala khuluqin 'adhim, Sungguh engkau Muhammad selalu berakhlak yang agung.
Masih ada pula yang berkata tapi bertanya, "Nabi Muhammad SAW adalah
makhluk termulia tapi saya belum bisa menghayati keistimewaan beliau
sebagai manusia agung karena semua nabi juga ma'shum, Nabi Adam bertahan
1000 tahun dalam keadaan ma'shum", demikian kata orang itu.
Orang biasa tentu saja sulit menghayati kebesaran Nabi Muhammad SAW,
karena keagungan yang tidak kasat mata pada diri Nabi Muhammad SAW jauh
lebih besar daripada yang terlihat. Nabi Muhammad SAW terlihat sebagai
manusia normal tidak seperti malaikat yang memiliki keajaiban luar biasa
. Namun kita akan terkesima jika dibuka satu demi satu nilai keluhuran
yang ada pada dirinya.
Yang mudah saja sifat SABAR misalnya,
Mampukah seseorang bertahan dengan sifat sabar sepanjang hidupnya tanpa terlepas sebentar saja ?
Apalagi seperti umumnya manusia untuk bertahan dengan sabar sehari semalam saja sangatlah berat dan mengalami kegagalan.
Apalagi seperti umumnya manusia untuk bertahan dengan sabar sehari semalam saja sangatlah berat dan mengalami kegagalan.
Bagaimana dengan sifat-sifat yang lain seperti selalu bersyukur…?
Selalu qona'ah …?
Selalu ridho…?
Selalu dekat dengan Allah…?
Dan seluruh sifat-sifat mulia yang paling tidak 77 cabang iman. Dan
sebagian keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki 99 sifat mulia yang
melekat pada dirinya tanpa terlepas barang sebentar.
Istiqomah dan mudawamah dhohir dan batin jasmani dan rohani, sehingga
syekh Bushiri dalam Qasidah Burdahnya bersya'ir : “Fa mablaghul 'ilmi
fihi annahu basyarun”, yang kita ketahui bahwa beliau adalah manusia,
seolah Syekh Bushiri berkata lho kok sampai begitu kemampuannya.
Nabi Muhammad SAW kapanpun, dimanapun, situasi apapun, adalah Uswatun
Hasanah. Ketika bersama orang banyak, dan ketika sendirian, beliau dalam
kemuliaan akhlaknya, dan tidak pernah berkurang, hingga tidurnya pun
merupakan uswatun hasanah. Perilaku, perkataan, dan sikapnya adalah
hukum, yang siapapun mengikutinya pasti benar dan terpuji. Ahwal seperti
itu tidak mungkin bisa dilakukan selain beliau. Orang bisa terlihat
mulia di mata umum, namun ketika sendirian untuk mempertahankan sikap
mulia lahiriahnya saja akan mengalami keruntuhan.
Bagaimana Nabi Muhammad SAW Melakukan langkah besar merombak peradaban
manusia yang hancur berantakan dalam gelap gulitanya kesesatan,
kebrangasan kedloliman menyeluruh, yang menghinggapi setiap orang yang
merasa kuat dan mereka menindas setiap yang lemah, bayi perempuan
dikubur hidup-hidup, anak yatim dihinakan, para dhuafa ditindas, tak ada
yang dilarang bagi yang kuat sebagaimana segalanya terlarang bagi yang
lemah, sementara Nabi Muhammad SAW harus merombak seluruh sisi
kehidupan dan tidak ada sisi yang ditinggalkan dalam keadaan beliau tak
punya kekuatan ekonomi bahkan miskin, tidak bisa membaca dan menulis
seperti orang –orang maju ketika itu.
Mukjizat adalah bukti kebenaran yang tidak diupayakan, memiliki
mukjizat bukanlah suatu kehebatan tapi suatu bukti kebenaran dan
keagungan yang Allah berikan cuma-cuma karena kemulyaan Nabi Muhammad
SAW. Yang kita lihat adalah seorang manusia yang bertahan dalam melawan
hawa dan nafsunya senantiasa sebagaimana hawa dan nafsu itu tak pernah
terlepas dari dirinya sebagai manusia.
Sifat-sifat ruhaniyahnya naik tanpa mengalami penurunan dengan
perjuangan luar biasa dan susah payah mempertahankan kesempurnaan
hablun-minallah juga hablun-minannas sehingga tak seorangpun menemui
kesalahan atau kekurangan, kelemahan atau aib pada diri Nabi Muhammad
SAW.
Ini baru setitik pengetahuan tentang diri Nabi Muhammad SAW yang mana
orang tak menjangkau seperti apa batiniah Nabi ketika bermukalamah
dengan Tuhannya, dan ketika ruh dan jasadnya naik ke sidratul muntaha
melintasi segala yang menakjubkan yang tak pernah bisa dilakukan oleh
manusia dan jin sekalipun.
Bagaimana pula pengalamannya melihat surga dan neraka serta seluruh
jagat raya, bagaimana ketika beliau berada pada posisi teragung di
hadapan Tuhannya. Kita hanya mendengar setitik cerita pendek dari lisan
beliau. Dengan kemulyaannya Allah berkenan menebar barokah dan cahaya
dunia melalui diri hamba-NYA yang mulia ini. Darinya tumbuh
pandekar-pendekar ilmu dan taqwa, kebesarannya tercermin pada sahabat,
para imam, para ulama dan auliya keturunan dan umatnya.
Sudah kita pahami bahwa Nabi Muhamad SAW adalah pembawa risalah,
bersifat ma'shum, uswatun hasanah, perkataan, perbuatan dan sikapnya
adalah hukum, makhluk termulia, wajib diikuti sunnahnya. Maka mencintai,
memulyakan, mengagungkan, idola hidup bahwa perantara yang mengantarkan
kita kepada Allah, itulah arti KULTUS individu yaag seharusnya menjadi
sikap setiap umatnya.
Adapun Sang Maha Pencipta Allah SWT adalah MA’BUD (yang disembah) bukan
lagi pantas jika dikatakan KULTUS kepada Allah, karena Allah di atas
itu semua, Allah itu pencipta yang disembah, dimohon, tempat berlindung
dan menentukan nasib seluruh makhlukNYA.Maka berbeda antara Menyembah
dengan Kultus.
Semoga kita termasuk hamba Allah yang Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan senantiasa dalam keridloan keduanya..Aamiin..aamiin Yaa
Robbal’alamiin..
Allahumma Sholli Wasalim Wabarik ‘Alaihi..
Mari kita perbanyak shalawat di hari Jum’at Yang penuh Barokah ini..
Sumber : Orang Baik-Baik, Mkub, Bogor
0 komentar:
Posting Komentar